RSS

Minggu, 02 Desember 2012

Pengertian Kecerdasan Spiritual (SQ)


Danah Zohar dan Ian Marshall mendefiniskan kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untukmenghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai (value), yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. SQ adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi.
Menurut Munandir ( 2001 : 122 ) mengatakan kecerdasan spritual tersusun dalam dua kata yaitu “kecerdasan” dan “spiritual”. Kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, terutama masalah yang menuntut kemampuan fikiran. Berbagai batasan-batasan yang dikemukakan oleh para ahli didasarkan pada teorinya masing - masing. Selanjutnya Munandir menyebutkan bahwa Intelegence dapat pula diartikan sebagai kemampuan yang berhubungan dengan abstraksi - abstraksi, kemampuan mempelajari sesuatu, kemampuan menangani situasi - situasi baru.

Sementara itu Mimi Doe dan Marsha Walch mengungkapkan bahwa spiritual adalah dasar bagi tumbuhnya harga diri, nilai - nilai, moral, dan rasa memiliki. Ia memberi arah dan arti bagi kehidupan kita tentang kepercayaan mengenai adanya kekuatan non fisik yang lebih besar dari pada kekuatan diri kita; Suatu kesadaran yang menghubungkan kita langsung dengan Tuhan, atau apa pun yang kita namakan sebagai sumber keberadaan kita. Spiritual juga berarti kejiwaan, rohani, batin, mental, moral.

Menurut Tony Buzan kecerdasan spiritual adalah yang berkaitan dengan menjadi bagian dari rancangan segala sesuatu yang lebih besar, meliputi “melihat suatu gambaran secara menyeluruh”.

Sementara itu, kecerdasan spiritual menurut Stephen R. Covey adalah pusat paling mendasar di antara kecerdasan yang lain, karena dia menjadi sumber bimbingan bagi kecerdasan lainnya. Kecerdasan spiritual mewakili kerinduan akan makna dan hubungan dengan yang tak terbatas.

Kecerdasan spiritual menurut Khalil A Khavari di definisikan sebagai fakultas dimensi non-material kita atau jiwa manusia. Ia menyebutnya sebagai intan yang belum terasah dan dimiliki oleh setiap insan. Kita harus mengenali seperti adanya, menggosoknya sehingga mengkilap dengan tekat yang besar, menggunakannya menuju kearifan, dan untuk mencapai kebahagiaan yang abadi.
Pandangan lain juga dikemukakan oleh Muhammad Zuhri, bahwa SQ adalah kecerdasan manusia yang digunakan untuk berhubungan dengan Tuhan. Asumsinya adalah jika seseorang hubungan dengan Tuhannya baik maka bisa dipastikan hubungan dengan sesama manusiapun akan baik pula.
Michael Levin mengatakan kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang
mengarahkan cara berfikir kita menuju kepada hakekat terdalam kehidupan
manusia, yaitu penghambaan diri pada Sang Maha Suci dan Maha Meliputi.
           Dari beberapa definisi kecerdasan spiritual diatas dapat kita simpulkan
bahwa kecerdasan spiritual adalah kemampuan cara berfikir setiap manusia untuk dapat
memahami makna, nilai, moral, cinta terhadap sesama makhluk hidup karena merasa sebagai bagian dari keseluruhan, tujuan dan hakikat kehidupan dari mana kita berasal, untuk apa kita hidup di dunia ini serta kemanakah kita akan pergi.

Kecerdasan Spiritual (SQ) (2)


Manusia adalah makhluk yang paling cerdas. Allah melengkapi manusia dengan komponen kecerdasan yang paling kompleks. Menurut sejumlah penemuan para ahli menemukan fakta bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan paling sempurna dari makhluk hidup yang lain dan akan menjadi sempurna jika mereka mampu menggunakan keunggulan potensi yang dimilikinya. Kemampuan menggunakan potensi tersebut sebagai faktor yang membedakan antara orang jenius dan orang yang tidak jenius di bidangnya.
Kecerdasan manusia tersiri dari IQ, EQ dan SQ yang merupakan perangkat yang bekerja dalam satu kesatuan sistem yang saling terkait (interconnected) di dalam diri manusia, dan tak mungkin dapat dipisah-pisahkan fungsinya satu sama lain. Namun seperti kecerdasan IQ dan EQ, kecerdasan SQ dapat ditingkatkan dan diturunkan. Dengan memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi berarti kita memahami sepenuhnya makna dan hakikat kehidupan yang kita jalani dan ke manakah kita  akan pergi. Jika merujuk pada agama, pada awal penciptaan manusia, Tuhan meniupkan ruh diawal kehidupan manusia. Berarti ruh kita adalah sesuatu yang membuat kita hidup. Jadi ruh kita bersumber pada sumber yang sama, yaitu Tuhan yang Mahakuasa. Kita nantinya juga akan kembali menyatu dengan Sang Pemberi Kehidupan.
Kecerdasan spiritual (Spiritual Intelligence) adalah kecerdasan manusia dalam memberi makna dalam hidupnya baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Perawat yang memiliki taraf kecerdasan spiritual yang tinggi mampu menjadi lebih bahagia dalam menjalani hidup dibandingkan dengan mereka yang taraf kecerdasan spiritualnya rendah.

            Manusia dapat memberi makna melalui berbagai macam kegiatan. Ada yang merasa hidupnya bermakna dengan menyelamatkan hewan. Ada yang merasa bermakna dengan membuat hasil karya yang indah. Bahkan ada yang merasa mendapatkan makna hidup dengan menempuh bahaya bersusah payah mendaki puncak tertinggi Gunung Everest. Pencarian makna bagi perawat seharusnya mampu mengaitkan pemberian pelayanan keperawatan atas dasar ibadah pada Allah dan pertolongan bagi manusia yang membutuhkan. Karena manusia dapat merasa memiliki makna dari berbagai hal, seperti agama (religi) yang mengarahkan manusia untuk mencari makna dengan pandangan yang lebih jauh, contohnya bermakna di hadapan Tuhan. Inilah makna sejati yang diarahkan oleh agama, karena sumber makna selain Tuhan tidaklah kekal.
Melalui kecerdasan spiritual manusia mampu menciptakan makna untuk tujuan-tujuan hidupnya. Melalui kecerdasan spiritual manusia mampu tetap bahagia dalam perjalanan menuju cita-citanya. Kunci bahagia adalah Kecerdasan Spiritual. Kecerdasan spiritual (SQ) berkait dengan masalah makna, motivasi, dan tujuan hidup sendiri. Jika IQ berperan memberi solusi intelektual-teknikal, EQ meratakan jalan membangun relasi sosial, SQ mempertanyakan apakah makna, tujuan,dan filsafat hidup seseorang.
Menurut Ian Marshall dan Danah Zohar, penulis buku SQ, The Ultimate Intelligence, tanpa disertai kedalaman spiritual, kepandaian (IQ) dan popularitas (EQ) seseorang tidak akan memberi ketenangan dan kebahagiaan hidup.

Kecerdasan Spiritual (1)


Ada 3 macam kecerdasan yang kita ketahui sekarang, yaitu : kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ).
 Bila kita lihat secara holistik, maka di dalam diri manusia terdapat banyak sekali kecerdasan. Thorndike (1994), membagi kecerdasan manusia menjadi tiga hal, yaitu kecerdasan abstrak (kemampuan memahami simbol matematis atau bahasa), Kecerdasan kongkrit (kemampuan memahami objek nyata) dan Kecerdasan Sosial (kemampuan untuk memahami dan mengelola hubungan manusia yang dikatakan menjadi akar istilah Kecerdasan Emosional)
Pakar lain seperti Charles Handy (1990) juga punya daftar kecerdasan yang lebih banyak, yaitu: Kecerdasan Logika (menalar dan menghitung), Kecerdasan Praktek (kemampuan mempraktekkan ide), Kecerdasan Verbal (bahasa komunikasi), Kecerdasan Musik, Kecerdasan Intrapersonal (berhubungan ke dalam diri), Kecerdasan Interpersonal (berhubungan ke luar diri dengan orang lain) dan Kecerdasan Spasial)
Bahkan pakar Psikologi semacam Howard Gardner & Associates konon memiliki daftar 25 nama kecerdasan manusia termasuk misalnya saja Kecerdasan Visual/Spasial, Kecerdasan Natural (kemampuan untuk menyelaraskan diri dengan alam), atau Kecerdasan Linguistik (kemampuan membaca, menulis, berkata-kata), Kecerdasan Logika (menalar atau menghitung), Kecerdasan Kinestik/Fisik (kemampuan mengolah fisik seperti penari, atlet, dll), Kecerdasan sosial yang dibagi menjadi Intrapersonal dan Interpersonal.
 Pada akhir abad ke-20, dengan bertambahnya data-data ilmiah yang baru maka menunjukkan adanya jenis kecerdasan yang ketiga, yaitu kecerdasan spiritual (SQ). Kecerdasan spiritual ini pertama kali dipopulerkan oleh Danah Zohar dan Ian Marshall. Seperti di artikel yang dimuat sebelumnya pengertian kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar dan Ian Marshall adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku, dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. Kecerdasan spiritual adalah landasan untuk mengaktifkan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi kita. Mereka menekankan bahwa kecerdasan spiritual mampu mengarahkan manusia pada pencarian hakikat kemanusiaannya. Sebab, hakikat manusia itu bisa ditemukan dalam perjumpaan manusia dengan Tuhan. Mistisisme membantu manusia untuk mencari something out there that are unknown (sesuatu di luar sana yang tidak diketahui).

            Ciri-ciri orang yang memiliki tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi, yaitu :
- cenderung menjadi seorang pemimpin yang memiliki pengabdian yang tinggi.
- Bertanggungjawab untuk membawakan visi.
- Mampu memberi inspirasi kepada orang lain.
- Mampu menyelaraskan hati dan budi sehingga menjadi orang yang berkarakter dan   berwatak positif.
- Memiliki kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan yang dialami.
- Menggunakan mata hati dalam melihat segala sesuatu.
- Mampu memaknai pekerjaan sebagai ibadah.
- Tidak bergantung kepada orang lain.
­- Mampu menentukan jalan hidupnya.
- Berilmu dan beramal saleh.
- Senang berbuat baik.
- Senang menolong orang lain.
- Memiliki sense of humor yang baik.
- Mempunyai kemampuan empati yang tinggi terhadap penderitaan orang lain.
Tindakan atau langkah seseorang yang memiliki SQ yang tinggi adalah langkah atau tindakan yang mereka ambil menyiratkan seperti apa dunia yang mereka inginkan. Sogyal Rinpoche mengatakan dalam The Tibet an Book of Living and Dying, “Spiritualitas sejati adalah menjadi sadar bahwa bila kita saling tergantung dengan segala sesuatu dan semua orang lain, bahkan pikiran, kata dan tindakan yang paling kecil dan tak penting memiliki konsekuensi nyata di seluruh alam semesta”.
Manfaat dari Kecerdasan Spiritual
Dari penelitian Deacon, menunjukkan bahwa kita membutuhkan perkembangan otak di bagian frontal lobe supaya kita bisa menggunakan bahasa. Perkembangan pada bagian ini memungkinkan kita menjadi kreatif, visioner dan fleksibel. Kecerdasan spiritual ini digunakan pada saat:
a. Kita berhadapan dengan masalah eksistensi seperti pada saat kita merasa terpuruk, terjebak oleh kebiasaan, kekhawatiran dan masalah masa lalu kita sebagai akibat penyakit dan kesedihan.
b. Kita sadar bahwa kita mempunyai masalah eksistensi dan membuat kita mampu menanganinya atau sekurang-kurangnya kita berdamai dengan masalah tersebut. Kecerdasan spiritual memberi kita suatu rasa yang menyangkut perjuangan hidup.
Karena itu seseorang membutuhkan perkembangan “kecerdasan spiritual (SQ)” untuk mencapai perkembangan diri yang lebih utuh.

Senin, 26 November 2012

Memakai Jilbab Merupakan Kewajiban Diri Bukan Kesiapan Hati

Banyak wanita yang “mengaku” Islam tapi banyak juga diantara mereka yang tidak memakai jilbab. Padahal sebagai seorang wanita muslim sudah jelas-jelas banyak ayat yang menyatakan atau mengharuskan seorang wanita muslim untuk memakai jilbab. Bukankah dari kecil kita diajarkan bahwa al-quran merupakan pedoman dan petunjuk kita di dunia dan di akhirat, tapi mengapa kita mengabaikan pedoman dan petunjuk hidup kita? Dengan tidak mematuhi apa yang ada dalam pedoman kita, lalu kita berpedoman pada apa ? budaya barat? So pasti !   

Kalau ditanya alasan mereka mengapa belum memakai jilbab hampir semuanya menjawab “Belum Siap Untuk Memakai Jilbab”. Girls coba kalian cari di al quran, ayat mana yang menerangkan bahwa kalian harus memakai jilbab ketika kalian sudah siap? :) atau kalian mau memantapkan hati dulu? Ingat girls, ini adalah perintah Allah yang menciptakan kita. Memangnya kalau terdengar suara adzan maka kalian harus memantapkan hati dulu sebelum melaksanakan sholat?tidak kan :) kalian harus menyegerakan sholat. Itu adalah perintah Allah. Begitu pula dengan memakai jilbab. Tidak ada juga ayat yang menerangkan kalau kalian harus memakai jilbab jika sudah mantap hatinya.

Kita adalah manusia makhluk yang bernyawa, yang bernyawa pasti kembali pada-Nya.apakah kalian tau kapan kalian akan mati? Wallahualam bissawab, hanya Allah yang tau. Coba bayangkan bagaimana ketika kalian dicabut nyawanya dalam keadaan belum “berjilbab”. Apa saja siksaan yang akan kalian terima. Bahkan ada hadits yang mengatakan bahwa “wanita yang tidak memakai jilbab di akhirat tidak akan mencium bau surga” naudzubilahimindzalik. Mencium saja tidak bisa bagaimana kita melihatnya ?atau bahkan kita sama sekali tidak bisa merasakan nikmat surga yang begitu luar biasa.

Ingatlah kapan saja kita bisa mati, hanya wanita yang sholeh yang akan mendapatkan nikmatnya surga :)