Manusia adalah makhluk yang paling cerdas.
Allah melengkapi manusia dengan komponen kecerdasan yang paling kompleks. Menurut
sejumlah penemuan para ahli menemukan fakta bahwa manusia adalah makhluk yang
diciptakan paling sempurna dari makhluk hidup yang lain dan akan menjadi
sempurna jika mereka mampu menggunakan keunggulan potensi yang dimilikinya.
Kemampuan menggunakan potensi tersebut sebagai faktor yang membedakan antara
orang jenius dan orang yang tidak jenius di bidangnya.
Kecerdasan
manusia tersiri dari IQ, EQ dan SQ yang merupakan perangkat yang bekerja dalam
satu kesatuan sistem yang saling terkait (interconnected) di dalam diri
manusia, dan tak mungkin dapat dipisah-pisahkan fungsinya satu sama lain. Namun seperti kecerdasan IQ
dan EQ, kecerdasan SQ dapat ditingkatkan dan diturunkan. Dengan memiliki
kecerdasan spiritual yang tinggi berarti kita memahami sepenuhnya makna dan
hakikat kehidupan yang kita jalani dan ke manakah kita akan pergi. Jika merujuk pada agama, pada
awal penciptaan manusia, Tuhan meniupkan ruh diawal kehidupan manusia. Berarti
ruh kita adalah sesuatu yang membuat kita hidup. Jadi ruh kita bersumber pada
sumber yang sama, yaitu Tuhan yang Mahakuasa. Kita nantinya juga akan kembali
menyatu dengan Sang Pemberi Kehidupan.
Kecerdasan
spiritual (Spiritual Intelligence) adalah kecerdasan manusia dalam memberi
makna dalam hidupnya baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Perawat yang
memiliki taraf kecerdasan spiritual yang tinggi mampu menjadi lebih bahagia
dalam menjalani hidup dibandingkan dengan mereka yang taraf kecerdasan
spiritualnya rendah.
Manusia dapat memberi makna melalui berbagai macam kegiatan. Ada yang merasa hidupnya bermakna dengan menyelamatkan hewan. Ada yang merasa bermakna dengan membuat hasil karya yang indah. Bahkan ada yang merasa mendapatkan makna hidup dengan menempuh bahaya bersusah payah mendaki puncak tertinggi Gunung Everest. Pencarian makna bagi perawat seharusnya mampu mengaitkan pemberian pelayanan keperawatan atas dasar ibadah pada Allah dan pertolongan bagi manusia yang membutuhkan. Karena manusia dapat merasa memiliki makna dari berbagai hal, seperti agama (religi) yang mengarahkan manusia untuk mencari makna dengan pandangan yang lebih jauh, contohnya bermakna di hadapan Tuhan. Inilah makna sejati yang diarahkan oleh agama, karena sumber makna selain Tuhan tidaklah kekal.
Melalui
kecerdasan spiritual manusia mampu menciptakan makna untuk tujuan-tujuan
hidupnya. Melalui kecerdasan spiritual manusia mampu tetap bahagia dalam
perjalanan menuju cita-citanya. Kunci bahagia adalah Kecerdasan Spiritual.
Kecerdasan spiritual (SQ) berkait dengan masalah makna, motivasi, dan tujuan
hidup sendiri. Jika IQ berperan memberi solusi intelektual-teknikal, EQ
meratakan jalan membangun relasi sosial, SQ mempertanyakan apakah makna, tujuan,dan
filsafat hidup seseorang.
Menurut Ian Marshall dan Danah Zohar, penulis buku SQ,
The Ultimate Intelligence, tanpa disertai kedalaman spiritual, kepandaian (IQ)
dan popularitas (EQ) seseorang tidak akan memberi ketenangan dan kebahagiaan hidup.
0 komentar:
Posting Komentar