Ada 3 macam kecerdasan yang kita ketahui sekarang, yaitu :
kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan
spiritual (SQ).
Bila kita lihat secara holistik, maka di dalam
diri manusia terdapat banyak sekali kecerdasan. Thorndike (1994), membagi
kecerdasan manusia menjadi tiga hal, yaitu kecerdasan abstrak (kemampuan
memahami simbol matematis atau bahasa), Kecerdasan kongkrit (kemampuan
memahami objek nyata) dan Kecerdasan Sosial (kemampuan untuk memahami
dan mengelola hubungan manusia yang dikatakan menjadi akar istilah Kecerdasan
Emosional)
Pakar lain seperti Charles Handy (1990)
juga punya daftar kecerdasan yang lebih banyak, yaitu: Kecerdasan Logika
(menalar dan menghitung), Kecerdasan Praktek (kemampuan mempraktekkan ide),
Kecerdasan Verbal (bahasa komunikasi), Kecerdasan Musik, Kecerdasan
Intrapersonal (berhubungan ke dalam diri), Kecerdasan Interpersonal
(berhubungan ke luar diri dengan orang lain) dan Kecerdasan Spasial)
Bahkan pakar Psikologi semacam Howard
Gardner & Associates konon memiliki daftar 25 nama kecerdasan manusia
termasuk misalnya saja Kecerdasan Visual/Spasial, Kecerdasan Natural (kemampuan
untuk menyelaraskan diri dengan alam), atau Kecerdasan Linguistik (kemampuan
membaca, menulis, berkata-kata), Kecerdasan Logika (menalar atau menghitung),
Kecerdasan Kinestik/Fisik (kemampuan mengolah fisik seperti penari, atlet,
dll), Kecerdasan sosial yang dibagi menjadi Intrapersonal dan Interpersonal.
Pada akhir abad ke-20, dengan bertambahnya
data-data ilmiah yang baru maka menunjukkan adanya jenis kecerdasan yang
ketiga, yaitu kecerdasan spiritual (SQ). Kecerdasan spiritual ini pertama kali dipopulerkan oleh
Danah Zohar dan Ian Marshall. Seperti
di artikel yang dimuat sebelumnya pengertian kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar
dan Ian Marshall adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna dan nilai,
yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku, dan hidup kita dalam konteks makna
yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan
hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. Kecerdasan spiritual adalah landasan
untuk mengaktifkan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi kita. Mereka menekankan bahwa kecerdasan
spiritual mampu mengarahkan manusia pada pencarian hakikat kemanusiaannya.
Sebab, hakikat manusia itu bisa ditemukan dalam perjumpaan manusia dengan
Tuhan. Mistisisme membantu manusia untuk mencari something out there that
are unknown (sesuatu di luar sana yang tidak diketahui).
Ciri-ciri
orang yang memiliki tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi, yaitu :
- cenderung menjadi
seorang pemimpin yang memiliki pengabdian yang tinggi.
- Bertanggungjawab
untuk membawakan visi.
- Mampu memberi inspirasi
kepada orang lain.
- Mampu menyelaraskan hati dan budi
sehingga menjadi orang yang berkarakter dan
berwatak positif.
- Memiliki kemampuan untuk
menghadapi dan memanfaatkan penderitaan yang dialami.
- Menggunakan mata hati dalam melihat
segala sesuatu.
- Mampu memaknai pekerjaan sebagai
ibadah.
- Tidak bergantung kepada orang lain.
- Mampu menentukan jalan hidupnya.
- Berilmu dan beramal saleh.
- Senang berbuat baik.
- Senang menolong orang lain.
- Memiliki sense of humor yang baik.
- Mempunyai kemampuan empati yang
tinggi terhadap penderitaan orang lain.
Tindakan atau
langkah seseorang yang memiliki SQ yang tinggi adalah langkah atau tindakan
yang mereka ambil menyiratkan seperti apa dunia yang mereka inginkan. Sogyal Rinpoche
mengatakan dalam The Tibet an Book of Living and Dying, “Spiritualitas
sejati adalah menjadi sadar bahwa bila kita saling tergantung dengan segala
sesuatu dan semua orang lain, bahkan pikiran, kata dan tindakan yang paling
kecil dan tak penting memiliki konsekuensi nyata di seluruh alam semesta”.
Manfaat dari Kecerdasan Spiritual
Dari penelitian Deacon, menunjukkan
bahwa kita membutuhkan perkembangan otak di bagian frontal lobe supaya
kita bisa menggunakan bahasa. Perkembangan pada bagian ini memungkinkan kita
menjadi kreatif, visioner dan fleksibel. Kecerdasan spiritual ini digunakan
pada saat:
a.
Kita berhadapan dengan masalah eksistensi seperti pada saat kita merasa
terpuruk, terjebak oleh kebiasaan, kekhawatiran dan masalah masa lalu kita
sebagai akibat penyakit dan kesedihan.
b.
Kita sadar bahwa kita mempunyai masalah eksistensi dan membuat kita mampu
menanganinya atau sekurang-kurangnya kita berdamai dengan masalah tersebut.
Kecerdasan spiritual memberi kita suatu rasa yang menyangkut perjuangan hidup.
Karena
itu seseorang
membutuhkan perkembangan “kecerdasan spiritual (SQ)” untuk mencapai
perkembangan diri yang lebih utuh.
0 komentar:
Posting Komentar