Minggu, 02 Desember 2012

Kecerdasan Spiritual (1)


Ada 3 macam kecerdasan yang kita ketahui sekarang, yaitu : kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ).
 Bila kita lihat secara holistik, maka di dalam diri manusia terdapat banyak sekali kecerdasan. Thorndike (1994), membagi kecerdasan manusia menjadi tiga hal, yaitu kecerdasan abstrak (kemampuan memahami simbol matematis atau bahasa), Kecerdasan kongkrit (kemampuan memahami objek nyata) dan Kecerdasan Sosial (kemampuan untuk memahami dan mengelola hubungan manusia yang dikatakan menjadi akar istilah Kecerdasan Emosional)
Pakar lain seperti Charles Handy (1990) juga punya daftar kecerdasan yang lebih banyak, yaitu: Kecerdasan Logika (menalar dan menghitung), Kecerdasan Praktek (kemampuan mempraktekkan ide), Kecerdasan Verbal (bahasa komunikasi), Kecerdasan Musik, Kecerdasan Intrapersonal (berhubungan ke dalam diri), Kecerdasan Interpersonal (berhubungan ke luar diri dengan orang lain) dan Kecerdasan Spasial)
Bahkan pakar Psikologi semacam Howard Gardner & Associates konon memiliki daftar 25 nama kecerdasan manusia termasuk misalnya saja Kecerdasan Visual/Spasial, Kecerdasan Natural (kemampuan untuk menyelaraskan diri dengan alam), atau Kecerdasan Linguistik (kemampuan membaca, menulis, berkata-kata), Kecerdasan Logika (menalar atau menghitung), Kecerdasan Kinestik/Fisik (kemampuan mengolah fisik seperti penari, atlet, dll), Kecerdasan sosial yang dibagi menjadi Intrapersonal dan Interpersonal.
 Pada akhir abad ke-20, dengan bertambahnya data-data ilmiah yang baru maka menunjukkan adanya jenis kecerdasan yang ketiga, yaitu kecerdasan spiritual (SQ). Kecerdasan spiritual ini pertama kali dipopulerkan oleh Danah Zohar dan Ian Marshall. Seperti di artikel yang dimuat sebelumnya pengertian kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar dan Ian Marshall adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku, dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. Kecerdasan spiritual adalah landasan untuk mengaktifkan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi kita. Mereka menekankan bahwa kecerdasan spiritual mampu mengarahkan manusia pada pencarian hakikat kemanusiaannya. Sebab, hakikat manusia itu bisa ditemukan dalam perjumpaan manusia dengan Tuhan. Mistisisme membantu manusia untuk mencari something out there that are unknown (sesuatu di luar sana yang tidak diketahui).

            Ciri-ciri orang yang memiliki tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi, yaitu :
- cenderung menjadi seorang pemimpin yang memiliki pengabdian yang tinggi.
- Bertanggungjawab untuk membawakan visi.
- Mampu memberi inspirasi kepada orang lain.
- Mampu menyelaraskan hati dan budi sehingga menjadi orang yang berkarakter dan   berwatak positif.
- Memiliki kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan yang dialami.
- Menggunakan mata hati dalam melihat segala sesuatu.
- Mampu memaknai pekerjaan sebagai ibadah.
- Tidak bergantung kepada orang lain.
­- Mampu menentukan jalan hidupnya.
- Berilmu dan beramal saleh.
- Senang berbuat baik.
- Senang menolong orang lain.
- Memiliki sense of humor yang baik.
- Mempunyai kemampuan empati yang tinggi terhadap penderitaan orang lain.
Tindakan atau langkah seseorang yang memiliki SQ yang tinggi adalah langkah atau tindakan yang mereka ambil menyiratkan seperti apa dunia yang mereka inginkan. Sogyal Rinpoche mengatakan dalam The Tibet an Book of Living and Dying, “Spiritualitas sejati adalah menjadi sadar bahwa bila kita saling tergantung dengan segala sesuatu dan semua orang lain, bahkan pikiran, kata dan tindakan yang paling kecil dan tak penting memiliki konsekuensi nyata di seluruh alam semesta”.
Manfaat dari Kecerdasan Spiritual
Dari penelitian Deacon, menunjukkan bahwa kita membutuhkan perkembangan otak di bagian frontal lobe supaya kita bisa menggunakan bahasa. Perkembangan pada bagian ini memungkinkan kita menjadi kreatif, visioner dan fleksibel. Kecerdasan spiritual ini digunakan pada saat:
a. Kita berhadapan dengan masalah eksistensi seperti pada saat kita merasa terpuruk, terjebak oleh kebiasaan, kekhawatiran dan masalah masa lalu kita sebagai akibat penyakit dan kesedihan.
b. Kita sadar bahwa kita mempunyai masalah eksistensi dan membuat kita mampu menanganinya atau sekurang-kurangnya kita berdamai dengan masalah tersebut. Kecerdasan spiritual memberi kita suatu rasa yang menyangkut perjuangan hidup.
Karena itu seseorang membutuhkan perkembangan “kecerdasan spiritual (SQ)” untuk mencapai perkembangan diri yang lebih utuh.

0 komentar:

Posting Komentar